aku dan kamu adalah energi,...segala sesuatu dalam semesta ini adalah energi,...dan energi itu terhubung satu sama lain,...

27 Agustus 2008

Merayakan keberhasilan orang lain

Aku pernah baca di sebuah milis motivasi yang aku ikut menjadi member disitu, si penulis bilang dia melihat banyak dari temannya yang sekarang hidup sukses, lalu dia membandingkan kondisinya saat ini dengan keadaan teman-temannya itu, melihat dirinya tidak sesukses teman-temannya dia menjadi berkecil hati, merasa rendah diri dan cenderung menyalahkan keadaannya saat ini.

Jujur aja, aku juga sering mengalami hal seperti itu, melihat temen-temen dekatku sukses dalam hidupnya, bukannya ikut termotivasi tapi justru merasa iri hati, dan diam-diam mencari hal buruk atas kesuksesannya, seperti ungkapan : “ah dia sukses kan karena dapat bantuan orang lain”, “ah dia sukses kan karena beruntung”, dan masih banyak ungkapan dalam hati lainnya yang intinya seolah gak rela melihat teman kita sukses.

Sukses itu memang relatif, menurut pandangan umum sukses itu diartikan dengan berkecukupan secara materi, namun ada sebagian yang mengatakan bahwa sukses adalah munculnya perasaan bahagia atas apa yang telah dilakukannya yang tidak bisa diukur secara materi. Kalau aku pribadi sih mengartikan sukses itu bila hidupku ini bisa menjadi berkah, baik untuk diriku sendiri, keluargaku, dan orang-orang yang ada disekelilingku, dan aku juga bisa selamat baik secara jasmani maupun rohani.

Pernah gak kita datang ke pesta seorang teman, entah itu pesta pernikahan, pertunangan, ulang tahun, syukuran wisuda atau apapun itu, tapi ketika kita datang kita justru mencela suasana pesta, “wah, makanannya gak enak”, “makanannya kurang / makanannya kok sederhana banget”, atau “tamu yang diundang kok gak elit”, “bajunya jadul-jadul”. Bukannya larut dalam suasana gembira, kita malah sibuk mencela sana-sini.

Atau ketika rekan kerja kita mendapat promosi jabatan, walaupun secara tampak luar kita memberi selamat, tapi biasanya dalam hati kita selalu saja mencela atau mencari-cari keburukannya, “ah dia dapat promosi kan karena pintar menjilat”.

Kita sering kali gak ikhlas ketika melihat kesuksesan orang lain, padahal ketidakikhalasan itu justru akan menjauhkan diri kita dari kesuksesan, sebab rasa iri, mencela, rendah diri, menyalahkan keadaan saat ini yang belum sukses, merupakan sinyal negatif yang akan ditangkap alam raya ini sebagai permintaan doa kita, dan sesuai janji Ilahi bahwa Dia akan selalu mengabulkan semua doa kita, maka jadinya kitapun akan dijauhkan dengan kesuksesan.

Sebaliknya bila kita mampu melebur dengan keberhasilan orang lain, dan merasakan seolah-olah itu merupakan keberhasilan, kesuksesan atau pesta diri kita sendiri, apalagi bila ini telah menjadi kebiasaan diri kita, maka itu sama saja dengan mengirim sinyal positif kealam raya ini, sehingga akan semakin mendekatkan diri kita dengan kesuksesan.

Hal ini bisa dilihat, orang yang sukses biasanya adalah orang yang pandai bersyukur dan memuji, pandai mengapresiasi orang, pandai memotivasi orang, dan selalu yakin dengan apa yang dikerjakannya.

Kebalikannya orang yang gak sukses biasanya adalah orang yang suka mencela orang lain, pandai mengeluh, selalu menyalahkan keadaan, perkataannya selalu menjatuhkan mental, dan selalu pesimis terhadap apapun.

Lihat saja klub AC Milan, klub ini sering menjuarai Liga Champion karena memiliki tradisi mental juara yang telah mengakar, berbeda dengan Manchester United yang baru beberapa kali saja menjuarai Liga Champion karena hal ini tidak terlepas dari mental para pemainnya yang bermental selebritis, haus popularitas media dan tidak membentuk karakter juara.

Tidak perlu menjadi juara dulu untuk memiliki mental juara, sama saja tidak perlu sukses dulu untuk memiliki mental sukses.

Justru berpikir, bersikap & membangun mental juaralah yang akan membawa kemenangan. Begitu juga berpikir, bersikap & membangun mental hidup sukseslah yang akan membawa pada kesuksesan.

Gambar diambil dari sini

0 komentar: