aku dan kamu adalah energi,...segala sesuatu dalam semesta ini adalah energi,...dan energi itu terhubung satu sama lain,...

19 Agustus 2008

Dunia anak

Hampir tiap sore di jam-jam aku pulang kerja, biasanya banyak anak-anak kecil pada main-main di halaman rumah kostku, mungkin karena rumah kostku punya halaman yang lebih luas dibanding tetangga kanan kiri.

Biasanya kalo pas aku pulang kerja & terus masuk kamar, tuh anak-anak pada ngikutin sampe depan pintu, terus ngeliatan aku dari luar sambil bengong diem kayak ngeliat apa gitu… dan biasanya aku juga ngikutin ngeliatin mereka sambil berlagak pasang muka bego…he…he. Kalo dah gitu biasanya pada ketawa-ketiwi deh tuh anak-anak.

Dunia anak emang dunia yang total, kalo pas lagi bermain ia akan total bermain, saat menangis ia akan 100% menangis, dan saat tertawa ia akan tertawa dengan lepas. Anak-anak selalu berada di present moment, selalu terfokus pada apa yang sedang ia alami saat ini. Kadang mengamati tingkah laku mereka itu mengasyikkan juga, dunianya begitu lepas tanpa beban & kepalsuan, selalu senang, bahagia dan total dalam mengerjakan sesuatu.

Ibarat emas murni yang menunggu untuk dibentuk menjadi seperti apa, seperti itu juga seorang anak, mau seperti apa dia nanti tergantung lingkungan sosial yang ngebentuknya. Dimulai dari orang tua, keluarga, kerabat dekat, lingkungan dimana dia tinggal, dari apa yang dia lihat, apa yang dia dengar, apa yang dia tangkap.

Anak-anak adalah seorang peniru sejati, daya serapnya sangat cepat luar biasa, jauh melebihi daya serap orang dewasa, anak-anak selalu mencoba meniru apa yang dilakukan orang dewasa, selalu meniru perkataan orang dewasa dan secara tak sadar hal-hal tersebut akan selalu tersimpan dalam memori bawah sadar si anak hingga dewasa. Entah itu kebiasaan yang dia lihat, nilai sosial, doktrin yang ditanamkan oleh lingkungan, yang kesemuanya itu akan terakumulasi dan tinggal menunggu waktu saja untuk muncul kembali kepermukaan menjadi kebiasaan tingkah laku dan karakter.

Jika kita bisa menghadirkan perkataan yang baik, perkataan yang membangun, perkataan yang indah, perkataan yang dipenuhi oleh belas kasih, perkataan yang dipenuhi oleh kearifan, mereka akan tumbuh di jalan kebenaran, begitu pula sebaliknya kalau kita menghadirkan perkataan yang buruk & kasar, perkataan yang menjatuhkan mental, memperlihatkan kebiasaan yang buruk, selalu menakut-nakuti, maka bisa dibayangkan seperti apa si anak itu akan tumbuh nantinya.

Sekedar contoh kecil aja diriku sendiri, masih inget dulu waktu kecil aku sering banget ditakut-takutin oleh mbak-mbakku mengenai adanya hantu yang bergentayangan di kegelapan, mbak-mbakku bilang gitu biar aku gak ikut mereka kalo mau pergi maen. Nah cilakanya aku yang sebelumnya gak punya konsep tentang hantu & ketakutan, dengan serta merta menjadi takut pada gelap karena khawatir akan menemui hantu di sana. Hal ini terus mengendap dalam pikiran bawah sadarku, sehingga aku selalu takut akan kegelapan. Butuh waktu yang lama untuk sembuh, dengan memprogram ulang pikiran bawah sadarku mengenai kegelapan. Baru sembuh saat aku hidup di asrama, kalo pas dapet jatah piket jaga malem nyalain & matiin keran air malem2, lewat lorong-lorong bangunan bikinan belanda yang gelap & seram (persis kek uji nyali), toh gak ada apa-apa ternyata. Dari situ pelan-pelan aku sadar bahwa ketakutan itu hanya imajinasiku saja dan akhirnya pikiran bawah sadarku bisa terprogram ulang.

Itulah sekelumit dunia anak, dunia yang selalu ingin dibentuk para orang dewasa, dengan doktrin-doktrin yang juga bisa jadi dia dapat saat dia masih anak-anak, terlepas dari apakah doktrin itu benar atau salah.

Gambar diambil dari sini

0 komentar: