aku dan kamu adalah energi,...segala sesuatu dalam semesta ini adalah energi,...dan energi itu terhubung satu sama lain,...

15 Agustus 2008

Doa & imajinasi

Dulu aku adalah orang yang boleh dibilang antara percaya dan tidak mengenai efektivitas doa. Doa yang selama itu aku panjatkan bisa dibilang hanya untuk sekedar memenuhi ritual keagamaan belaka, sedangkan tingkat keyakinannya antara iya & tidak. Bahkan ketika aku mengetahui ada ordo religius yang khusus mendedikasikan seluruh hidupnya untuk melulu berdoa, aku anggap mereka itu sebagai kumpulan para orang sinting yang kurang kerjaan atau orang-orang yang hendak melarikan diri dari segala permasalahan hidup.

Beruntung, Tuhan selalu mengelilingi aku dengan para sahabat yang baik. Aku masih ingat ketika ada seorang sahabatku berkata: “Yek, kowe nek ndunga, mbok bayangke opo sing mbok pingini kui nganti sing detil, karo mbok bayangke opo sing mbok dungakke kuwi wis terkabul, rasakno atimu kie seneng mergo opo sing mbok jaluk kui wis terkabul.” Anehnya nasehat yang sempat aku tertawakan itu toh aku turuti juga, dan kok ya ndilalah apa yang aku doakan waktu itu terkabul persis seperti apa yang aku bayangkan. Awalnya aku menganggap apa yang aku alami itu terjadi karena suatu kebetulan belaka, tetapi karena setelah itu aku mengalaminya secara berulang-ulang, maka aku mulai yakin akan kekuatan dan keajaiban doa.

Aku baru mengerti makna dari apa yang dikatakan sobatku itu, setelah membaca beberapa buku yang anehnya justru dikategorikan sebagai buku-buku new age oleh rekan-rekan kantorku (waktu kerja di kota ukir) yang rata-rata garis keras dalam beragama (padahal dulu waktu sma & kuliah aku sering baca buku2 atheisme, marx, gramsci..he..he..bisa dibilang kafir kali, eh pernah ding sama temen kostku dibilang sesat..wkakak..)

Mengapa kita perlu “sukses” dan “berhasil” dengan doa kita? Mengapa kita perlu melihat doa-doa kita benar-benar terkabul dan terwujud menjadi kenyataan? Sebab, sebelum kita sering menyaksikannya sendiri, kita sulit percaya terhadap efektivitas doa kita, yang akan mengakibatkan berkurangnya kepercayaan kita terhadap Tuhan yang Maha mengabulkan doa.

Apa saja yang kamu MINTA dan doakan, PERCAYAlah bahwa kamu telah MENERIMAnya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11:24)

Setiap keinginan adalah doa :

1. MINTA – Kutahu yang Kumau

Ada analog berikut ini : anda mendapati remote control pesawat televisi merek Sony anda rusak, kemudian anda hendak membelinya. Di toko, anda minta remote control untuk televisi Sony kepada pramuniaga. Tentu saja pramuniaga tidak bisa memberikan benda yang anda inginkan sampai anda menyebutkan secara spesifik. Ada banyak televisi merek Sony, banyak tipe dan banyak ukuran. Tentu pramuniaga belum bisa mewujudkan keinginan anda karena permintaan anda terlalu umum & kurang spesifik.

Kalau anda menginginkan sesuatu, katakanlah sepeda motor, bayangkanlah sepeda motor yang anda inginkan itu secara spesifik, baik jenis, merek maupun warnanya, kalau perlu carilah foto / gambar yang akan mempermudah anda dalam berimajinasi untuk mengilustrasikan sepeda motor persis seperti yang anda inginkan.

2. YAKIN – Percaya Melihat Niat Terwujud

Orang yang memiliki keyakinan tahu di mana meletakkan fokus perhatiannya, perhatian anda hanya terfokus pada apa yang anda inginkan. Letakkan “hati” anda di situ : mobil baru, keluarga sakinah, karier yang hebat, bisnis lancar dan lain sebagainya sambil mensyukuri apapun kondisi yang ingin anda ubah saat ini.

3. TERIMA – Bersyukur yang keras, bukan hanya bekerja keras

Langkah pamungkas ini kekuatannya sangat dahsyat namun sering diabaikan karena agak sulit ditangkap logika. Disini kita bersyukur karena membayangkan hal yang kita doakan sudah terkabul. Dengan kata lain, kita seolah benar-benar melihat, mendengar dan merasakan dengan sepenuh hati bahwa doa kita sudah terwujud, dan karena itu kita bersyukur. Ini seperti anda sudah melunasi pembayaran syukur dimuka, meskipun pesanan (doa) anda belum anda terima. Ini adalah langkah yang paling mudah sekaligus paling sulit dilakukan, terutama untuk mereka yang terlalu rasional dan analitis. Hal itu lantaran disini kita seperti pura-pura percaya bahwa doa kita terkabul. Sesungguhnya setiap niat (baca: pikiran & perasaan) kita memang sudah langsung diproses perwujudannya. Dan keyakinan keimanan kita dalam bentuk syukur akan memastikan kelancaran proses itu, sedangkan keraguan kita akan menghambat dan merusak proses terkabulnya doa itu.

Dari korban menjadi tuan
Kebanyakan orang yakin bahwa ia adalah korban dari keadaan yang sedang berlangsung. Sebagaimana lagi yakin bahwa ia punya kemampuan untuk mengubah kondisi kehidupannya. Sebagian kecil lagi yakin bahwa ia mulai bermain-main dengan kemungkinan barangkali hidupnya bisa diubah lebih baik. Dan sebagian yang lebih kecil lagi sadar bahwa dengan bantuan Tuhan segalanya memang mungkin.
Dan penghalangnya adalah diri kita sendiri.
Hiduplah dari tingkat tertinggi. Sadar bahwa dengan bantuan Tuhan, segalanya mungkin!

Wassalam

(Jika ingin mempelajari lebih dalam, silahkan baca buku Quantum Ikhlasnya Erbe Sentanu, terbitan Elex Media Komputindo)

0 komentar: