aku dan kamu adalah energi,...segala sesuatu dalam semesta ini adalah energi,...dan energi itu terhubung satu sama lain,...

07 Oktober 2008

Berjiwa Seorang Murid

Bosku selalu bilang, manusia hidup itu harus memiliki jiwa sebagai seorang murid. Bila manusia memiliki jiwa seorang murid dia akan mempelajari segala sesuatu hal yang ingin dia ketahui, yang berasal dari berbagai sumber.

Dengan memiliki keinginan secara terus menerus untuk belajar, maka pasti banyak hal baru yang akan kita dapat. Hidup adalah perubahan yang penuh dinamika, siapa yang tidak mampu untuk beradaptasi dengan perubahan, dia akan dilindas kemajuan jaman. Maka dari itu kita dituntut untuk selalu belajar agar tidak ketinggalan.

Begitu deh kira-kira nasehat yang sering banget aku denger dari bosku kalo pas lagi dipanggil atau kalo pas lagi ngadep. Nasehat yang menurutku gak hanya melulu pantes untuk diterapkan dalam dunia bisnis, tapi juga sangat relevan untuk diterapkan dalam setiap aspek kehidupan.

Dulu aku juga pernah denger Amin Rais ngomong di TV, jangan melihat siapa yang mengatakan tapi dengarlah apa yang dia katakan. Dengan lebih mendengarkan apa yang dikatakan oleh seseorang dibanding melihat siapa yang mengatakan, akan membebaskan kita dari penilaian subyektif terutama perasaan suka gak suka dari orang yang mengatakan. Karena suatu hal baik sekalipun, bila berasal dari orang yang tidak kita suka biasanya tetap akan kita nilai buruk.

Belajar memang bisa dari berbagai sumber, namun kesediaan untuk mengosongkan isi cangkir dalam diri kita kadang butuh jiwa besar. Apalagi kalo kita merasa memiliki pengalaman yang kita anggap lebih dari orang lain. Atau kita ngerasa pendidikan kita lebih tinggi, padahal yang namanya ilmu itu bisa berasal dari siapa saja, mana saja dan dari media apa saja.

Aku masih inget, dulu waktu kelas 1 SMA sering dapet tugas dari sekolah untuk mengamati kehidupan di pasar atau di terminal. Tugasnya sih sederhana banget cuma sekedar mengamat-amati saja apa yang terjadi di sana, lalu setelah itu disuruh menceritakan apa yang didapat dari pengamatan itu dalam sebuah karangan semacam karya tulis.

Dengan berhenti sejenak dari rutinitas keseharian untuk sekedar mengamati lingkungan sekitar saja itu sudah merupakan proses untuk belajar dalam hidup, apa yang terjadi di sekitar kita pastilah akan memberikan nilai dalam diri kita, hanya biasanya seringkali tidak kita sadari dan seolah terjadi begitu saja.

Seperti pepatah yang mengatakan kita harus berhenti sejenak dalam mendaki untuk menikmati keindahan sebuah gunung. Yang kalau diartikan kurang lebih ya saat kita berhenti sejenak dalam mendaki itulah, baru kita bisa menikmati alam pegunungan di sekitar kita.

Aku juga sering denger yang namanya murid sejati itu harus sering melatih diri, gunanya ya supaya apa yang dilatih itu menjadi suatu kebiasaan, syukur kalo bisa sampe menjadi gerak reflek.

Yang namanya orang penyabar itu juga gak jatuh dari langit “gedebuk”, pasti dari kecil secara sadar maupun gak sadar dia udah terlatih untuk menjadi orang yang sabar melalui peristiwa-peristiwa yang dia alami. Atau peristiwa-peristiwa itulah yang membentuk dirinya menjadi seorang penyabar. Dengan kata lain dia telah mengalami ujian-ujian melalui rangkaian peristiwa dalam hidupnya. Demikian juga untuk menjadi orang yang ikhlas, penuh kasih, dermawan, dkk itu semua gak terjadi begitu aja, harus dilatih hingga menjadi suatu kebiasaan gerak reflek.

Contoh paling bagus ada di seri-seri akhir Sinetron Para Pencari Tuhan 2 yang ditayangkan SCTV selama bulan ramadhan, Bang Jack seorang pengelola mushola yang sederhana memiliki impian kuat untuk naik haji, dia menabung selama bertahun-tahun untuk mewujudkan impiannya itu, namun saat tabungannya sudah mulai banyak dia dihadapi pilihan untuk membantu istri si Asrul sahabatnya yang akan melahirkan, akhirnya dia merelakan seluruh tabungan yang telah dia kumpulkan selama bertahun-tahun itu untuk membantu biaya persalinan istri si Asrul. Terjadi pergulatan yang hebat dalam hati bang Jack antara mewujudkan impiannya selama bertahun-tahun untuk naik haji dengan pilihan untuk membantu biaya persalinan istri si Asrul.

Pergulatan batin yang sangat manusiawi, bahkan bang Jack sampai harus menangis karena keinginannya untuk naik haji menjadi tertunda. Bang Jack berusaha keras untuk bersikap ikhlas dan mulai mengumpulkan tabungannya lagi dari nol dimulai dari uang 500 perak hasil kembalian beli nasi padang.

Tapi ternyata keikhlasan bang Jack dibaca hukum alam semesta yang menyeimbangkan, tak lama kemudian Pak Jalal orang paling kaya di kampung merencanakan untuk naik haji untuk yang kesekian kalinya dan tengah mencari teman yang bisa mendampingi dirinya di tanah suci, akhirnya pilihan jatuh pada bang Jack, bahkan 3 orang anak asuh bang Jack pun diminta untuk turut serta, dengan biaya seluruhnya ditanggung oleh Pak Jalal.

Sifat-sifat Ilahi yang ada dalam diri manusia seperti kasih, sabar, murah hati, penyayang, ikhlas dkk merupakan hal-hal yang perlu dilatih agar menjadi suatu kebiaasaan, dengan jiwa seorang murid yang ingin terus mengasah diri maka satu-satunya cara hanyalah berlatih dan berlatih, mungkin sekali waktu atau bahkan sering kali sang murid gagal dalam ujian, namun jiwa seorang murid sejati yang sudah mendarah daging akan tetap bangkit untuk kembali berlatih, karena yang dia kenal hanya satu kata yaitu berlatih.

Seringkali dunia tidak berpihak pada diri kita, bahkan kita mungkin dicap tolol ketika melakukan itu semua. Mungkin kita juga harus mulai berlatih untuk mengatakan : “Mengapa harus terpengaruh apa kata dunia”

Gambar diambil dari sini

0 komentar: